Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan
usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.
Teknik Membuat Laporan Arus Kas Secara Umum
Secara umum, laporan arus kas bisa dibuat dengan menggunakan
dua metode/cara/teknik/pendekatan, yaitu: (1) metode langsung (direct method);
dan (2) metode tak-langsung (indirect method).
Sama-sama melaporkan aliran kas
Sama-sama mengelompokan transaksi kas ke dalam tiga kategori
utama, yaitu: (a) arus kas dari aktivitas operasional; (b) arus kas dari
aktivitas investasi; dan (c) arus kas dari aktivitas pembiayaan.
Sama-sama merinci masing-masing kelompok besar di atas
menjadi item-item yang lebih detail—sesuai dengan format laporan arus kas yang
umum digunakan (silahkan lihat contoh formatnya).
Perbedaannya, terletak pada proses pembuatan laporannya,
khususnya pada kelompok ‘arus kas dari aktivitas operasional’:
Menggunakan metode langsung (direct method), kelompok ‘arus
kas dari aktivitas operasional‘ disusun dengan menggunakan data transaksi yang
diambil langsung dari BUKU KAS.
Menggunakan metode tak-langsung (indirect method), kelompok
“arus kas dari ‘aktivitas operasional’ disusun dengan menggunakan “Laporan Laba
Rugi” yang dianggap sebagai
KETERBATASAN
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan
antara lain;
a) Komposisi
penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang
fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun
eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan
keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya
akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil,
terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
MANFAAT
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan
sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang
berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan
perubahan kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa
yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan
financial.
4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kredit yang diberikan kepadanya
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang
dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak
ketiga.
4.Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Contoh kasus cash flow
1.
PT. PDKI ingin menjalankan proyek penyewaan 1
unit alat berat kepada sebuah perusahaan batubara. Mereka telah menerima
kontrak senilai 25 juta perbulan net untuk durasi 6 bulan yang dibayar tunai
setiap akhir bulan. PDKI berkewajiban menyediakan 1 unit dump truck maksimal
keluaran 5 tahun lalu dan menanggung biaya gaji operator dan maintenance selama
kontrak. Biaya gaji 1 orang operator adalah Rp.2.000.000,- per bulan, sementara
biaya pemeliharaan per bulan adalah Rp.3.500.000,-. Untuk memenuhi kontrak ini
PDKI akan membeli 1 Dumptruck keluaran 5 tahun lalu, seharga Rp. 100.000.000,-
(spot price). Sebuah Murabaha Houses telah menyetujui untuk menjual secara
murabahah unit ini untuk dicicil selama 6 bulan dengan margin 20% selama PDKI
menyediakan DP sebesar 50% dari Harga Murabahah. Unit ini masih dapat dijual
kembali pada bulan ke-7 seharga 80% dari harga beli spotnya. Jika discount rate
yang dipakai adalah mengacu kepada indikasi return sukuk pemerintah 9%,
berapakah NPV, IRR dan MIRR proyek ini dan layakkah proyek ini dijalankan
PERENCANAAN PEMASARAN
Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas
dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai
suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha
baru:
Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan,
pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar
harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang
diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana,
siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan
untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju.
Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target
Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah
berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran
khusus, yaitu:
(1) Pasar individual (individual market).
(2) Pasar khusus (niche market).
(3) Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan
kecil dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan
pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan
besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation market).
3 Jenis Cash Flow
1. Operating Cash Flow (OCF)
Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan
operasional perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran,
pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang menggambarkan bagaimana perusahaan
mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas. Contoh: penjualan tunai, uang
muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya operasional
(listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain.
Jika OCF positif (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif
(-) artinya perusahaan sakit atau bleeding.
2. Investing Cash Flow (ICF)
Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan
investasi atau yang berkaitan dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property
perusahaan, jual-beli saham perusahaan lain, reksadana, deposito, emas
dan-lain-lain.
Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika
ICF negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif
terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu artinya pemegang
saham/owner harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan. ICF negatif
(-) terus menerus justru bagus sebab
artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham.
3. Financing Cash Flow (FCF)
Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan
hutang dari pihak lain. Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman
dari koperasi, dan pembayaran pokok hutang-hutang tersebut.
Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang
dan negatif jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika
menimbulkan dampak OCF yang positif, artinya uang yang masuk dari hutang
menimbulkan peningkatan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa membayar
hutangnya.
Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang
yang masuk tidak menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa
membayar hutangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar